Selasa, 28 Februari 2012

puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 01.56 0 komentar

Kehidupan
By: Nurul Mardiani

Saat raga telah lelah berjalan
Dan jiwa lelah berpikir
Akankah semua bisa terlaksana?

Terlalu letih bicara ketidakmungkinan tanpa pendirian
Semuanya melelahkan
Membenci ketidakpastian
Tapi dari sana segala kepastian

Kehidupan umpama arena lomba
Kau menggempur atau kau tergempur
Kau menyerang atau diserang
Kau menang atau kau kalah

Kau SUKSES atau kau TERPURUK??

puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 01.52 0 komentar

Kesakitan rasaku
By: Nurul Mardiani

Cintamu
Menyayatku dalam dan semakin dalam

Cintamu
Menusukku pilu dan semakin pilu

Senyummu pahit laksana racun menyiksaku perlahan-lahan

Senyummu
Menyakitkanku yang menikamku pelan-pelan

Tapi aku teramat bodoh
Merasakan kepiluanku hari demi hari

Menikmati tusukan cintamu  dengan air mata yang tak berhenti tumpah

Mengingat senyum ‘pahit’ mu setiap waktu sepanjang hidupku

Akulah perempuan bodoh yang selalu mencintaimu

puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 01.48 0 komentar

Teruntukmu
By: Nurul Mardiani

Kurasakanmu dekat
Sedekat api dan bara

Kucintaimu sederhana
Sesederhana pagar dari bamboo

Kusayangimu penuh
Sepenuh air dalam ember

Kurinduimu sangat
Layaknya malam merindu bulan

Dan kusukaimu lucu
Selucu pantat entok ke kanan dan ke kiri

Selasa, 21 Februari 2012

puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 20.51 0 komentar

Tak tersampaikan
By: Nurul Mardiani

Seandainya bisa ku usap panas matahari
Ingin kurengkuh hangatnya
Tapi aku tidak bisa
Sebelum aku mendekat
Kusudah terbakar
Aku hangus dan tak tersisa selain kesedihan
Mengharu biru ditelan pedih

Semisal hayalku mendekapmu hanyalah sebatas bayangan
Kau adalah bulan tampan nan elok dipandang
Sedangkanku hanya pungguk buruk rupa tak berkaca



puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 20.47 0 komentar

Bayangan rasaku
By: Nurul Mardiani

Ada rasa tak biasa
Tiba-tiba tanpa undangan
Merangkak pelan
Sangat pelan

Tampaknya ku tahu
Darimana datangnya
Dari pandang turun ke rasa

Indahnya tak terlukiskan
Tak terdengar tapi terasa
Tak terlihat dan tak teraba

Senangnya bertuan
Dan akulah sang putri
Akulah wayangnya
Aktris protagonisnya
Sebagai pelaku utama

Tahukah kalian?
Rasa itu adalah cinta …

puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 20.45 0 komentar

Lelucon di bukit pasir
By: Nurul Mardiani

Pasir beradu pasir
Berterbangan disapu badai
Mengabut bergulung-gulung

Nyanyian rindu padam ditelan gurun
Dalam dan semaki dalam

Tawa berdesing
Telinga tak sampai
Gurun memasir senyum
Memaku tak lucu

Bangkai terpugar jaya
Menyisakan anyir tak kenal sejarah
Tawa berdenging
Memekak pasir terbelah dua
Tapi tetap saja
Lelucon itu tak lucu

Rabu, 11 Januari 2012

puisi

Diposting oleh Nurul Mardiani (dynna) di 10.30 0 komentar
Secerah Pagi
By: Nurul Mardiani

Mentari bersinar cerah
Tampak semburat sinar-sinarnya
Elok nan megah
Singgasana di ufuk timur

Percikan embun turun di atas rerumput lapangan
Terasa segar
Meleleh di tenggorokan

Burung-burung teraba kicaunya
Jatuh meriuh rendah
Terbang lagi
Melanglang buana

Inginku seperti mereka
Mendayu-dayu keliling dunia

Di ujung bebukitan ku mengulum senyum
Menyapa dunia
Selamat pagi... !


 

Dynna pevensie's site Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting